Jakarta, 13–15 Februari 2025 – Partai Gerindra menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB) ke-7 secara mendadak di kediaman Ketua Umum Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, setelah awalnya agenda Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) berubah bentuk menjadi KLB Wikipedia+13Gerindra+13Antara News+13.
Sekretaris Jenderal Gerindra, Ahmad Muzani, menyatakan bahwa seluruh DPD dan DPC di tingkat pusat hingga daerah menyampaikan aspirasi agar Prabowo kembali memimpin partai untuk periode 2025–2030. KLB itu memutuskan:
-
Prabowo Subianto kembali menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Gerindra,
-
Prabowo juga tetap ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pembina,
-
Ditunjuk sebagai formatur tunggal untuk menyempurnakan AD/ART serta menyusun struktur DPP untuk lima tahun ke depan,
-
Diminta menjadi calon presiden (capres) Gerindra pada Pilpres 2029, dengan beliau menyatakan “insya Allah” setelah menyelesaikan tugas kepresidenan saat ini. Wikipedia+7kompas.id+7Detik News+7DPD Gerindra Provinsi Bali+4Detik News+4MerahPutih+4.
Menurut Muzani, KLB diadakan karena aspirasi kader dari seluruh tingkatan partai mencapai 100%—melampaui ambang minimal dua pertiga yang disyaratkan. Forum tertinggi partai menyetujui agar Rapimnas dikonversi menjadi KLB pada hari pelaksanaan. Detik News+3Gerindra+3kompas.id+3
Momentum HUT ke‑17 Partai dan Implementasi Arahan Nasional
KLB ini bertepatan dengan peringatan hari ulang tahun ke‑17 Partai Gerindra pada tanggal 6–7 Februari 2025, dengan puncak peringatan nasional dijadwalkan pada 15 Februari 2025 di Sentul International Convention Center, Jawa Barat. Sebelum itu, Gelaran Rapimnas/KLB dilaksanakan di Hambalang pada 13 Februari.
Prabowo, yang telah resmi menjabat sebagai Presiden RI sejak 20 Oktober 2024, ditekankan untuk meneruskan kepemimpinan partai dan pemerintahan secara simultan. Sebagai Ketua Dewan Pembina, ia juga akan menentukan arah kebijakan partai dan strategi politik ke depan.
Komitmen Gerindra sebagai Mitra Pemerintah
Meski proses internal berjalan intensif, Gerindra menyatakan siap mengawal program Presiden hinggaระดับ akar rumput dan memastikan sinergi antara partai dan pemerintahan berjalan efektif. Di berbagai daerah, Gerindra DPC dan DPD menyelenggarakan tasyakuran HUT serta kegiatan sosial hingga edukasi politik. Salah satu contohnya, di Jepara, struktural partai dan sayapnya bersepakat untuk mendukung program pemerintah hingga tingkat desa.
Selain itu, Satuan Relawan Indonesia Raya (SATRIA) — sayap wajib Gerindra — memperingati HUT ke‑17 pada akhir Mei 2025 di Bekasi, menegaskan komitmen mendukung kebijakan presiden.
Dampak & Tantangan Politik
Keputusan KLB ini memantapkan posisi Prabowo sebagai pemimpin partai dan calon capres potensial di Pemilu 2029. Namun, dinamika internal dan hubungan dengan partai pendukung Koalisi Indonesia Maju Plus juga menjadi titik perhatian.
Beberapa pengamat politik menyoroti perlunya transparansi dalam penyusunan pengurus baru dan penyusunan AD/ART yang masih dilakukan oleh formatur tunggal — yaitu Prabowo sendiri. Apakah struktur baru akan mencerminkan distribusi kekuasaan dan regenerasi kepemimpinan di dalam Gerindra.
Kesimpulan
Kongres Luar Biasa Partai Gerindra pada 13 Februari 2025 merupakan titik balik penting: Prabowo Subianto secara resmi kembali memimpin partai untuk periode 2025–2030, sekaligus mengambil tanggung jawab sebagai formatur tunggal dan figur calon presiden di Pilpres 2029. Peringatan HUT ke‑17 partai menjadi momentum strategis untuk menjalin hubungan solid antar kader pusat dan daerah.
Kini Gerindra di bawah kepemimpinan Prabowo menghadapi tantangan utama: menjaga konsistensi dalam praktik demokrasi internal, meneruskan sinergi dengan pemerintahan, serta menyiapkan regenerasi kader untuk menjaga relevansi politik jangka panjang.